Kamis, 03 Oktober 2013

SISTEM Kaderisasi Partai Politik yang Buruk, Pemerintahan yang Keruh & Ekonomi Nasional yang Rapuh Menjadikan Indonesia Masih Terjerat Dalam Kesengsaraan Sebagai Negara Berkembang | alias GAK MAJU-MAJU


iwanfalsanimasin1.gif


Kurangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintahan karena kesan masyarakat yang seolah jenuh memperhatikan tingkah laku para pejabat yang bergaji sangat besar dan dijamin sarana serba mewah tetapi cukup banyak yang tetap mencuri uang rakyat dimana seolah kebutuhan duniawinya belum terpuaskan. Sehingga seolah masyarakat khususnya kalangan menengah ke bawah pesimis akan kinerja pemerintah untuk menyejahterakan rakyat secara merata yang masih jauh dari kata terbukti dimana fakta nyatanya adalah yang kaya semakin bergelimang harta dan yang miskin semakin tergilas roda kehidupan. Mental para pejabat buruk karena sistem kaderisasi partai politik yang buruk pula dan terkesan asal-asalan. Tugas partai politik adalah untuk melahirkan orang-orang yang mengerti tentang pemerintahan dan tujuan dibentuknya pemerintahan dimana harus punya rasa cinta kepada negara dan peduli akan kondisi rakyatnya. Bukan malah mementingkan kepentingan sendiri atau partainya bahkan tidak sedikit yang hanya karena tergiur gaji yang sangat besar. Harus diakui semua pihak bahwa Indonesia masih negara berkembang dimana itu terjadi karena mayoritas rakyatnya berada dalam garis kemiskinan dan hanya segelintir pihak saja yang sudah dapat mencicipi kesejahteraan yang mutlak. Itu semua tergambar dari sistem pemerintahan yang masih keruh dan perekonomian yang sangat tidak stabil.

Dunia perpolitikan Indonesia saat ini sedang menghangat menjelang Pemilihan Umum 2014 dimana para politisi sedang sibuk mencari cara untuk mengambil hati rakyat supaya nanti dipilih. Salah satunya seperti yang dilakukan partai yang sedang berkuasa saat ini yang seolah mengadakan "sayembara" untuk mencari calon presiden dari orang-orang luar partainya seperti negarawan dan para pengamat politik. Mungkin sisi positifnya itu menjadi sebuah jembatan untuk orang-orang non-partai yang mempunyai kemampuan memimpin dimana dapat secara instan masuk partai untuk dapat langsung memasuki dunia pemerintahan, namun perlu mereka sadari bahwa jika mereka nanti menang maka partai yang berkuasa sekarang dapat meneruskan dominasinya di pemerintahan. Dan sisi negatifnya adalah seolah partai yang sedang berkuasa pun mengakui kegagalan sistem kaderisasinya sehingga seolah sadar bahwa anggota partainya tidak akan ada yang pantas menjadi presiden di mata rakyat. Bahkan ada faham para politisi partai yang sedang berkuasa saat ini dimana seolah akan menjadi "blunder" bagi kelangsungan politik bahkan negara Indonesia untuk ke depannya. Mereka beranggapan bahwa Indonesia dari dulu selalu berada di tengah-tengah (netral) dan itu merupakan sebuah kesalahan dimana supaya negara ini maju kita harus berani memihak kepada salah satu pihak, contohnya jika ada pilihan A B C kita sudah jangan memilih B tetapi harus berani memilih A atau C, contoh lainnya jika kita punya pilihan mengambil nilai 1 sampai 10 maka kita jangan memilih nilai tengah 4 5 6 tetapi harus berani memilih nilai awal 0 1 2 3 atau nilai akhir 7 8 9 10. Mungkin pernyataan itu hanya sekedar hal yang biasa tetapi dalam pandangan negarawan dan para pemerhati politik itu adalah hal yang luar biasa karena akan berdampak besar pada keadaan politik dan negara Indonesia selanjutnya. Dimana maksudnya itu seolah mempersalahkan sejarah Indonesia yang menyangkut perjuangan para pahlawan di masa lampau yaitu Indonesia dengan jelas dan tegas untuk tidak memihak ke Blok Komunis ataupun Blok Liberal menyangkut kehidupan berbangsa dan bernegara yang diwujudkan melalui Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang melahirkan Gerakan Non-Blok tahun 1961.

Walaupun ada beberapa peristiwa kontroversial menyangkut hal ini dalam sejarah dimana pada periode tahun 1950-an Indonesia pernah menjadi negara liberal ketika usaha penjajah untuk memecah belah negara kesatuan menjadi Republik Indonesia Serikat, lalu setelah itu negara kesatuan kembali lagi namun Demokrasi Pancasila sementara berubah menjadi Demokrasi Terpimpin yang diadaptasi dari ideologi komunis. Namun pada awal 1960-an Negara Kesatuan Republik Indonesia tegak kembali walaupun unsur komunis masih tetap ada akibat memburuknya hubungan dengan Malaysia yang merupakan sekutu Amerika Serikat saat itu menyangkut sengketa salah satu provinsi di Indonesia yaitu Kalimantan Utara [yang sekarang menjadi negara bagian Malaysia yaitu Sabah & Serawak] sehingga Indonesia menjalin hubungan tandingan dengan Rusia untuk menghadapinya. Dimana puncaknya terjadi saat pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 30 September 1965 (G 30/S PKI) untuk menghapuskan dasar negara Pancasila dan membentuk negara yang berideologi Komunis. Namun akhirnya peristiwa itu dapat digagalkan sehingga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berideologi Pancasila tetap berdiri tegak hingga saat ini sekaligus dimulainya era Orde Baru dulu.

ifals-turun-jing-sia-n1.jpg


Jadi, setelah berkaca pada sejarah perjuangan Indonesia pada masa lampau, semoga Indonesia yang sekarang ini tidak terbawa arus globalisasi yang seolah menyeret ekonomi Indonesia menjadi lebih Kapitalis Liberal dengan dimulainya era investasi industri. Semoga para politisi yang bercokol di pemerintahan saat ini tidak melupakan sejarah dan jati diri sebagai bangsa & negara Indonesia yang berideologi Pancasila dengan gegabah memihak atau bisa dikatakan mulai menganut ideologi Liberal karena tergiur hasil positif negara-negara maju dalam bidang ekonomi yang kebanyakan menganut ideologi Liberal seperti negara-negara Barat contohnya Amerika Serikat & sekutunya.

Negara-negara yang berbentuk republik pada dasarnya menganut ideologi nasionalis (negara kerakyatan) sehingga memang berada di antara negara-negara yang berbentuk sosialis/persemakmuran yang menganut ideologi komunis dan negara-negara yang berbentuk kapitalis/perserikatan yang menganut ideologi liberal. Dimana komunis itu menghendaki kesamaan kesejahteraan secara merata di semua kalangan rakyatnya supaya tidak ada ketimpangan sosial yang melahirkan kaya dan miskin yang secara mutlak diatur oleh pemerintah untuk mewujudkannya, sementara liberal menghendaki adanya kebebasan secara penuh bahkan tanpa batas kepada setiap rakyatnya sesuai kodratnya sebagai manusia sehingga tidak ada pemaksaan untuk menyamakan hak atau kewajiban secara menyeluruh kepada masing-masing individu sebagai warga negara yang dipantau dan dijamin oleh pemerintah. Sedangkan nasionalis bisa dikatakan adalah pertengahan antara komunis dan liberal dimana menghendaki terciptanya kesejahteraan sosial di seluruh kalangan rakyatnya dengan pemerintah tetap menjamin hak dan kewajiban setiap individu dimana untuk mewujudkannya dilakukan melalui kerja sama dan gotong royong setiap rakyatnya untuk membangun negara dan pemerintahan. Bukti nyata ideologi nasionalis negara Indonesia sebagai negara republik tercermin dalam dasar negara Pancasila yang dirumuskan oleh para pendiri negara, sehingga itulah alasan PKI pada masa lampau yang ingin mendirikan negara komunis maka mereka harus menghapuskan dulu Pancasila yang berideologi nasionalis seperti yang terjadi di Cina sampai sekarang. Oleh karena itu, jika suatu saat bahkan mungkin sekarang ini politisi-politisi Indonesia yang memilih untuk berpihak kepada faham kapitalis karena mengikuti arus ekonomi global seperti yang tercermin dalam kebijakan-kebijakannya maka itu disadari ataupun tidak disadari bisa dikatakan menghianati Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang seolah melupakan sejarah nasional kita. Walaupun mereka beralasan karena untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju sehingga terlepas dari kesengsaraan negara berkembang padahal mereka seolah pesimis dengan kondisi Indonesia karena tidak mampu mewujudkan sistem ekonomi kerakyatan Pancasila yang dicita-citakan oleh para pahlawan dulu dengan memilih jalan pintas yang instan dan cepat tanpa mempertimbangkan resiko dari kesalahan yang sangat vital untuk masa depan NKRI selanjutnya.

Negara maju tercermin dari sistem pemerintahannya yang berhasil dalam membentuk suatu kebijakan dan memiliki kondisi perekonomian yang stabil. Umumnya negara maju memiliki sumber penghasilan yang besar, mandiri dan kuat baik di dalam maupun di luar negeri yang biasanya berwujud Badan Usaha Milik Negara (BUMN), contohnya Jepang dalam bidang otomotif & pertanian, Cina dalam bidang perdagangan & pertambangan, Amerika Serikat dalam bidang pertambangan & perminyakan, Rusia dalam bidang pertambangan, Jerman dalam bidang pesawat terbang & otomotif dan lain-lain. Jadi, dalam dunia internasional negara maju ibarat pedagang sementara negara berkembang ibarat konsumennya. Walaupun cukup banyak BUMN maupun pertambangan di Indonesia tetapi seolah tidak berdampak besar bagi ekonomi nasional dikarenakan kebanyakan hasil tambangnya dijual ke luar negeri itu belum diolah dan akan dijual lagi ke dalam negeri dalam bentuk barang jadi. Itu terjadi karena kurang adanya kemauan pihak yang terkait untuk mengelolanya terlebih dahulu bahkan para pengambil kebijakan di pemerintahan pun seolah hanya memakai cara instan untuk memperoleh penghasilan negara dengan hanya mengutamakan investasi dan pajak sehingga seolah menyerahkan begitu saja sumber daya alam Indonesi kepada negara asing. Beginilah potret buram negeri ini yang seolah-olah menyia-nyiakan kemerdekaan yang diwariskan para pahlawan dahulu dimana dulu orang asing menjajah menggunakan senjata canggih untuk menaklukkan rakyat Indonesia dan mengambil kekayaan alam negri ini, sedangkan sekarang orang asing mengambil kekayaan alam negri ini cukup dengan hitam di atas putih dalam taktik investasi.

st-fuck-capitalism-n1.jpg


Negara maju identik dengan negara kapitalis yang umumnya berusaha memanfaatkan sumber daya alam untuk dieksploitasi secara maksimal seperti pabrik & pertambangan walaupun cenderung merusak lingkungan dan alam. Walaupun negara komunis pun sudah mulai meniru bentuk eksploitasi alam ini contohnya Cina tetapi mereka lebih bersifat tertutup dengan hanya mengelola yang ada di negerinya saja dimana berbeda dengan negara kapitalis yang bisa mengeksploitasi alam negara lain dengan jalan kerja sama ataupun dengan paksaan. Arus ekonomi global memang mendorong perekonomian modern ke dalam pola investasi industri seperti yang dilakukan negara maju di negara berkembang. Kondisi Indonesia pun sudah mulai beralih dari negara agraris dalam bentuk pertanian & perkebunan menuju dunia industri seperti pabrik & pertambangan. Itulah yang membuat seolah tanah Indonesia yang subur ini menjadi terbengkalai bahkan sampai terjadi kekurangan pangan sehingga melakukan impor hasil kebun & tani dari luar negeri. Perlu disadari semua pihak walaupun pola investasi industri cukup efektif dalam menanggulangi pengangguran tetapi dalam jangka panjang ekonomi Indonesia sebenarnya semakin rapuh. Bayangkan jika terjadi krisis global sehingga para investor asing mencabut sahamnya di Indonesia secara serentak, berapa juta orang yang akan menjadi pengangguran sehingga mungkin lebih parah dari Krisis Moneter tahun 1998 dulu.

Nilai tukar rupiah yang lemah terhadap dolar Amerika Serikat sebagai alat patokan jual beli global adalah bukti nyata rapuhnya ekonomi Indonesia. Dimana faktor utamanya adalah kegagalan dalam membangun ekonomi kerakyatan Pancasila dengan terlantarnya sektor pertanian & perkebunan ditambah ekonomi nasional yang tidak mandiri dengan terus bergantung pada investasi asing. Jika ekonomi nasional ingin stabil maka sektor-sektor usaha negara khususnya pabrik & pertambangan harus belajar menjadi "pedagang" dimana mencoba mengolah hasil tambang menjadi barang jadi sebelum dijual ditambah penguasaan sepenuhnya oleh pemerintah terhadap sumber daya alam yang berpotensi besar dengan tidak menyerahkannya kepada investor. Selain itu harus tetap memberdayakan sektor-sektor agraris seperti pertanian & perkebunan di tanah yang subur ini karena kebutuhan pangan adalah kebutuhan pokok manusia untuk hidup sehingga jangan sampai mengimpor bahan pangan dari negara lain lagi dimana contohnya seperti Jepang yang merupakan raja otomotif tetapi sektor agraris tetap diutamakan untuk menjaga kestabilan dalam negri. Bayangkan hal seperti itu mungkin hampir dialami Indonesia tahun 1999 saat mantan Presiden Habibie ingin menjadikan Indonesia sebagai produsen pesawat terbang melalui PT. Dirgantara Indonesia layaknya Jepang sebagai produsen otomotif tetapi tidak terwujud karena ditentang oleh mayoritas politisi saat itu yang mengatakan bahwa Indonesia bukan membutuhkan pesawat terbang tetapi membutuhkan beras dan pangan. Namun seolah menjadi ironi melihat kondisi Indonesia saat ini karena malah sektor penghasil beras & pangan seolah terbengkalai akibat transisi ekonomi menuju sistem investasi industri yang seolah terjebak dalam pola & taktik penjajahan modern di dunia secara global saat ini. Untuk orang-orang pintar yang bercokol di pemerintahan sana, pesan terakhir mohon pertahankan Pancasila dan NKRI serta bebaskanlah bangsa ini dari penjajahan di zaman modern yang sangat terlihat samar, MERDEKA !


asep-malakian-metal-n4.jpgPeradaban manusia modern malah seperti musuh bagi alam dan lingkungan karena hanya menimbulkan berbagai macam kerusakan seperti yang diakibatkan oleh polusi dan radiasi. Itu mengakibatkan ketidakharmonisan antara manusia sebagai penghuni yang secara perlahan menghancurkan sendiri alam sebagai tempat tinggalnya yang mutlak. Semoga langit yang biru dan udara yang bersih masih akan ada untuk anak cucu kita di masa depan.

\m/ Persetan dengan Kapitalisme! \|||/


bg-soadcom-metal-pentn1.jpg

Metal Inside


Sekian coretan ini hanya sekedar observasi saya selama ini, Fighting for Social Justice !, terkait dengan ->

>> JEPANG & AMERIKA SERIKAT, Musuh Besar Jadi Sekutu Royal

>> Indonesia adalah Negara Agraris atau Industri ?

>> Sumber - Sumber Keuangan Utama Amerika Serikat Berasal dari Sektor Perdagangan

>> Suburnya Praktek "Percaloan" untuk Masuk ke Perusahaan, Pemerintah INDONESIA Kurang Mengawasi Perekrutan Buruh

>> Memperingati dan Memahami Hari Kartini Tanggal 21 April 2012

>> Dilema Sepakbola Indonesia, Nonton Sinetron Yuk! LPI vs LSI ?

>> FREEPORT : Tanah Papua yang Digadaikan Kepada Negara Asing

>> Sistem Ekonomi Pancasila Terlindas oleh Sistem Investasi Industri di INDONESIA Saat Ini

>> Gadis Perawan Pakai KB (Keluarga Berencana) ??? | Nyata Kasus ENDEMIK Generasi Penerus INDONESIA

>> Minoritas Berkuasa atas Mayoritas ! Amerika Serikat Sekutu Sejati ZIONIST !

>> Beberapa Kemunafikan dalam Kebijakan Luar Negri AMERIKA SERIKAT terhadap Dunia

>> Problema SISTEM KERJA KONTRAK untuk Para Buruh Pabrik di INDONESIA

>> Fenomena Banyaknya Kasus Korupsi yang Dijatuhi Hukuman Kurang dari 5 Tahun Sehingga Mengakibatkan Mantan Koruptor Setelah Bebas Bisa Menjabat Lagi

>> EKOSISTEM TERMINAL Sebagai Pintu Masuk Ibukota yang Lebih Kejam daripada Ibutiri | Ibarat Hutan Rimba di Tengah Kota Metropolitan

>> Rencana Penghapusan Mata Pelajaran BASA SUNDA dan Bahasa Daerah dari Kurikulum Pendidikan 2013/2014 oleh Kementerian Pendidikan | Orang Sunda dan Indonesia Diujung Kehilangan Karakter & Jati Diri Bangsa

>> Semenanjung Korea Memanas, Resiko Perang Nuklir dalam Perang Dunia Ketiga di Depan Mata | Efek yang Harus Dikhawatirkan Indonesia dan Seluruh Negara di Dunia

>> Analisa & Perbandingan Democratic Party di Amerika Serikat dengan Partai Demokrat di Indonesia

>> Pengiriman Tenaga Kerja INDONESIA ke Luar Negeri Tidak Jauh Beda dengan Penjualan Manusia | Pemerintah Seolah Tutup Mata dari Resiko yang Nyata Terjadi Tanpa Pencegahan

>> BBM Naik : Saatnya Kalangan Menengah ke Bawah Menjerit Keras Sekuat Tenaga dan Mungkin Mati !

>> Kaum Wanita Lebih "Kuat" Daripada Kaum Lelaki | Peribahasa pun Harus Terbalik dalam Sistem yang Jatuh

>> Monopoli Ekonomi Internasional oleh Dollar Amerika Serikat ($USA) | Salah Satu Proyek Dalam Upaya Membentuk Tatanan Dunia Baru

>> Propaganda Pencitraan & Koalisi Merupakan Jurus Andalan Para Politisi Licik di Indonesia

>> Over Dosis Konsumtif Bahan Bakar Minyak (BBM) Merupakan Permasalahan Utama Bagi Kelangsungan Peradaban Modern

>> Hanya Acara Pengenalan Sekolah dan Mata Pelajaran saja yang Diijinkan Dinas Pendidikan sementara MOS, OSPEK dan sejenisnya Telah Dilarang Pemerintah sejak Tahun 2000 | Permasalahan dalam Sistem Pendidikan Indonesia


tanda tangan,


indonesia-axisofjustice.jpg


fb-like-button2.jpgAxis of Justice Indonesia


\|||/



1 klik iklan nya bro :)



vikingoisoadcjr.mwb.im


0 komentar:

Posting Komentar